Monday, November 5, 2018

Kemudian


Tumbuh dalam diam.
Akhirnya, kita sama-sama buta akan masa depan.
Awalnya, kita percaya akan cita kemudian cinta.
Akhirnya, kita memilih tak bertemu walau dalam garis doa.

Layu tanpa pernah merekah sempurna.
Awalnya, kita tak peduli, dengan siapa waktu lebih banyak ditekuni.
Akhirnya, kita menagih, kata yang tak pernah sempat diucapkan.
Awalnya, kita saling berpeluk dalam aksara, memuja si cupid lalu lenyap dalam pikiran yang terpisah.

Waktu, kami menyerah pada diri yang ternyata sama angkuh.
Akhirnya, pelukan pertama luntur karena hujan pada keempat bola mata.
Awalnya, hanya manis-manis yang terasa dalam setiap langkah.
Akhirnya, tak ada yang tahan, melihat kebebasan yang sama kita puja.

"I see myself in himself"
"I see myself in herself"

Tuesday, October 2, 2018

Langitnya Runtuh

Langitnya runtuh
Retak seribu
Menyeruak air riuh
Tak jua jatuh

Langitnya runtuh
Burung-burung berlari
Tergopoh-gopoh sayapnya tak fungsi
Angin berhenti melemah

Langitnya runtuh
Langitnya runtuh

Saturday, September 8, 2018

Kuatlah

Aku dengar Ibu sedang sakit
Aku haturkan doa terbaik, untuk perempuan terbaik bagimu

Lewat tengah malam, aku terjaga
Hembusan angin, sampaikan Ibu telah berpulang
Aku bingung, berlarian mencari cara untuk mengungkapkan rasa
Kesedihanmu, kehilanganmu, terpaut direlung

Teman
Saat aku merasa bodoh, hanya padamu aku berani mengadu
Seakan beban berkurang
Seakan semua baik-baik saja

Teman
Saat dunia terasa manis diawal duka, kau selalu hadir layaknya kawan

Jalan-jalan baik
Ilmu-ilmu
Lembaran catatan
Aku pun ingin, ada, saat kau butuh

Kuatlah
Rasa sakitnya kini usai
Ikhlaslah
Jalan masih panjang

Thursday, August 30, 2018

Kau Ingin Jadi Apa

Kau ingin seperti apa
Biji kopi yang kuhirup harumnya
atau segelas kopi yang kurindu pahit dan nikmatnya

Kau ingin seperti apa
Senja yang selalu cantik
atau detik-detik yang selalu kunikmati dalam keramaian

Kau ingin jadi apa
Malam yang panjang dan penuh rahasia
atau kegelapan yang mencekam tapi memberikan pelajaran

Kau ingin jadi apa
Tumpukan buku yang aku banggakan
atau tulisan yang kubagikan

Kau ingin jadi apa
Kebahagiaan yang kusembunyikan
atau luka yang tak pernah tahan kupendam

Kau ingin jadi apa
kan kuberi waktu
tapi hanya sebatas garis jingga

Kau ingin jadi apa
kan kupersilakan 

Thursday, August 2, 2018

Kata

Kata hilang
diterpa remang
dibawa sang kunang-kunang
mati hanya dalam bentu kenang

Saturday, April 14, 2018

Seperti Seseorang


Seperti itulah seseorang, dia hidup dengan hal-hal yang tak mampu kau mengerti.
Dia lebih suka menunggu, bertalu-talu pada masa lalu.
Duduk manis menikmati bising yang melanggar
Menatap indahnya senja yang masih lebih lama dari hadirmu.

Seperti itulah seseorang, dihadapan makhluk dia enggan lengah
Sekali jatuh dia nyaris hancur
Seperti itulah seseorang, dengan caranya dia bertahan.
Jangan kau coba, kau jelas memilih untuk tidak mengerti.

Seperti itulah seseorang.

Harumi, April 12 2018
19:26

Monday, March 19, 2018

Sendu


Aku ingin mengadu
Lebih dari sekedar rindu
Tentang angin yang sejuk
Awan menawan semerbak

Aku ingin melengkapi
Cerita tak bertepi
Tentang hari yang cerah
Senyum yang tebayang lirih

Aku ingin bertanya
Bukan hanya sekedar kabar
Lagi, bagaimana hari yang kau lalui
Kemana langkah kau tanggalkan

Aku ingin mendengar
Tapakan kaki, riuhnya belajar
Aku ingin mendengar
Kepakan sayap, lembutnya doa menjalar

Dunia terlalu indah
Dunia ini sungguh indah

Pertemuan
Perjalanan
Penantian
Pemantasan

Selamat berjalan di sisi yang berbeda!
Tak mungkin bahagiamu luput dari harapku, saudara seimanku! Selamat menjelajah, kelak jika memang tertulis seperti inginku, hasratku, citaku, cintaku, darimu akan ku dengar semua keajaiban dunia ini. Kelak, akan ku keluhkan pula usahaku menikmati keindahan dengan bayangmu yang sulit ku terjemahkan. Jangan pernah kau tanyakan, seberapa berharganya pertemuan singkat itu. Sendunya menyiksa, sisanya bahagia.

Palembang, 19 Maret 2018
rmprmsw

Friday, March 16, 2018

Tentu


Tentu aku ingin kau terbang
Jauh dan tinggi
Melihat dari atas atau mendekat saat senyap

Tentu aku ingin yang terbaik
Meliputimu, menemanimu, membesarkanmu
Tentu aku ingin jejakmu jauh
Ilmumu kian luas

Tentu sayangku
Aku ingin kau menerima banyak cinta
Tentu aku ingin kau terbang
Aku ingin kau raih semua cita dan cinta

Tapi,
Aku ragu.
Lalu,
Aku takut.

Akan ada cinta lain yang kau pilih.
Akan ada telinga lain yang kau ajak mengenal hatimu, pikirmu.
Akan ada mata lain yang kau perdengarkan hebatnya harimu.

Tentu, tidak masalah.
Cita dan cinta itu benar.
Harus kita raih.

Perihal makhluk. Perihal kamu.
Biar doa dan waktu menemu.
Perihal langkahmu.
Aku gugu, aku tiru.
Sebaik kamu.
Pasti bukan keliru.

Harumi-17.43 Jumat 16 Maret

Thursday, March 15, 2018

Lekaslah

 

Pertanyaanmu tak sulit
Jawabmu pun tak pernah sempit
Kau selalu luas, memenuhi
Lahir sebatas obsesi

Tak kurang, tak juga tepat
Sayang jika terlewat

Seperti senja yang ku suka
dan pesisir yang kau puja
Terlepas, terhempas
Lekaslah



Monday, February 26, 2018

Untuk Diri

Untuk diri yang selalu merasa sudah banyak belajar, nyatanya kau tak tau apa-apa.

Untuk diri yang mengira siap, ternyata kau masih belum bisa ikhlas.

Untuk diri yang merasa terlalu lama, tidak ada kemudahan untuk sesuatu yang istimewa.

Untuk diri yang selalu haus akan bebas, batas itu nyata adanya.

Untuk diri yang ingin merengkuh langit, untuk diri yang ingin seisi dunia bersujud, doa itu hanya belum rapal, hati itu masih ada debu.

Mengakui dan menyesali tak pernah cukup sayangku, kau harus kuat untuk berjanji tak mengulangi.

Januari, 2018.

#selfreminder
#bettermebetterfuture

Cinta Tak Begini

Apakah kamu seperti yang aku pikirkan?

Caramu melihat, berbicara, memperhatikan, menjelaskan.

Apakah kamu seperti yang aku pikirkan?

Saat pertama bertemu, berdalu membasuh kata dengan kata.

Aku sekarat dalam rindu.
Aku lemah dengan rasaku.

Tuhan... ini bukan kuasaku bukan inginku.
Biar ku pendar, kita lanjut kebaikan.

Tuhan... seribu kali aku ingin bertemu dengannya.
Sejuta kali aku sadar, cinta tak begini.

Wednesday, February 21, 2018

Puisi Rindu

Tuan.
Ku tulis pesan, semoga rindu ini hilang.
Bukan karena tak mampu ku ungkap, tapi aku tak berdaya.
Tuan.
Canda ini tak lucu bagiku.
Tapi bukan salahmu.
Tuan.
Aku telah jatuh hati, sejak tatap pertamaku.
Aku telah jatuh hati, logikapun lumpuh.
Tuan.
Detik ini, aku tak lagi sanggup.
Kerinduan yang kau tabur dulu, selalu menghantui.
Tuan.
Aku hanya ingin lupa, untuk hal yang tak tepat.
Aku hanya ingin baik-baik saja.