Kini aku telah dewasa,
aku mengenangmu dengan senyum.
Kini aku sudah mengerti,
aku merindukkanmu dengan anggun.
Kini aku sadar, apa arti
sabar sebenarnya.
Kini aku paham, seberapa
melelahkannya sikapku dulu.
Hanya saja, masih banyak tanya
yang tak terjawabkan oleh sang waktu.
Mengapa harus berakhir?
Mengapa harus itu dan ini.
Hanya saja, yah apalah
arti penyesalan.
Rasa kita, mungkin rasamu
memang tak pernah sama.
Banyak mimpiku, entah dilupakan atau terlupakan olehmu.
Dari semua pahamnu, kau mulai menyakiti sebagai teman.
Aku masih menunggumu, kekagumanku.
Untuk perbaiki semua yang menyakitkan.